WELCOME

WELCOME TO MY BLOG.
I HOPE YOU LIKE IT AND COMMENT MY BLOG,
please

Rabu, 24 Februari 2010

RODA - RODA KASIH

Cerpen karya Maya Istafada OA

18 Juni adalah ultahku ,aku mengundang semua teman –temanku.aku seneng banget karena ini uktah yg ke 17,ya aku ngerasa aku dapet banyak banget anugrah dari KTP, SIM dan aku diizinkan bawa mobil sendiri.

Beberapa persiapan aku lakuin,aku minta bantuan temen-temen ku termasuk Vindy,cewek cantik yang di kenal playgirl.so,nggak papa kan ku temenan ma dia..

Oooops,kenalin namaku Varsya,q anak bungsu dari dua bersaudara. Kakakku cowok,dan dia pinter banget lho.

Spesial untuk ultah ku ,kakak ku bela-belain pulang dari Sydney dan dia juga yang mendisein undangannya.

Beberapa persiapan Dah selesai, dan tinggal nulis undangannya. Vindy mohon ma aku kalau undangan suruh bawa pasangannya.Karena Vindi ngotot, aku nurut aja.

Pas hari H ultahku, ku cari – cari Vindi, tapi nggak nongol juga. Tiba – tiba, Vindi muncul bergandengan tangan ma Petrik, cowokku.
“ Hai, Sya. Ni Petrik.” Kata Vindi
” Ya, gue tahu kok. ” balasku.
” Tapi, loe nggak tahu kan... kalau gue dah jadian ma Petrik ? ” kata Vindi.
” Met ultah ya... ” Sambung Petrik.
” Ya, makasih ” Balasku kaget.
” Kita mau ke sana dulu ya... ” Kata Vindi.

Seketika jantungku berdetak kencang, teganya Vindi ma aku. Dia nggak mikirin betapa sakitnya hatiku.

Acara tiup lilinpun dimulai, di lanjutin dengan bagi – bagi kue. Ku ingin acara ini cepet – cepet selesai, karena ku mau numpahin segala kesedihanku di kamarku.
* * *

Paginya, aku tetep berangkat sekolah, walaupun mataku mengantuk. Aku coba untuk melupakan kejadian malam tadi. Teman di dunia ini bukan hanya Vindi, masih ada Vanda, Riana dan Elza yang baik – baik sama aku.

Sesampainya di kelas, kulihat masih sepi. Tanpa ku sadari, disana ada Vindi dan Petrik yang sedang berduaan.
” Ehm... Ehmm... ”
” Hai, Sya... tumben dah berangkat ” kata Vindi
” Lho... kan biasanya loe yang telat ” ketusku.

Emang, mulai malam itu, aku ma Vindi renggang. Anehnya, Vindi nggak pernah merasa bersalah.

Tak tua napa ku dengar Vindy putis ma Patric,dan kini Vindy pacaran ma Ery, adik kelasku.tapi Vindy juga ngedeketin Farel,cowok yg juga lagi deket ma aku.tapi kayak nya Farel ngejauhin Vindy dengan alasan bentar lagi UN.

* * *
Ujianpun tiba,tapi Vindy g’ pernah ikut ujian,so ku yakin dia g’bakal lulus.

Tiba –tiba ku dengar Vindy kecelakaan ma Ery.dia koma selama 42 hari.tapi ku ttetep ngejenguknya.

Hari pengumuman hasil ujianpun tiba,Alhamdulillah aku lulus dengan nilai memuaskan. Tapi seperti yang ku bayangkan Vindy g; lulus ya.. karena banyak kasus dan enggak ikut ujian.

Vindy emang nyesel tapi,bukan karena kesalahan yang dia perbuat. Tapi karena fasilitasnya yang ditarik orang tuanya. Aku jadi prihatin atas sikapnya.

* * *
Aku mutusin untuk kuliah di New York,awalnya ku minder tapi karena ada Farel yang juga se kampus,ku jadi tenang.

Hari pemberangkatanpun tiba,ada sedikit perasaan tidak enak menyelinap dihatiku,tapi saking semangatnya tak ku hiraukan perasaan itu.

Pesawatpun mulai meluncur,tapi tiba-tiba sayap kiri pesawat terbakar dan pesawat meledak.seluruh bagian pesawat terbakar,akupun tak tau apa yangkan terjadi padaku. Farel tak penting lagi. Kakiku terbakar dan hidup ataukah mati aku nanti, karena ku sudah tak sadar, atau lebih pantas disebut memaksa untuk tak sadarkan diri.

Aku merasa ada seseorang yang mengangktku dari kodaran api itu,tapi aku sudah tidak bisa mengingat apa-apa lagi.

Aku mulai sadar,dan ternyata aku berada di antara serpihan puing-puing pesawat. Oh... aku melihat seseorang, ya aku tahu dia, dialah yang menolongku. Tapi aku terburu tak sadarkan diri kembali.

* * *
Aku kembali membuka mataku, dan ternyata ku berada di RS.dan disana sudah ada teman-teman dan orang tuaku.

Aku teringat dengan seseorang yang menolongku, siapakah dia? Aku ingin berterimakasin padanya.

Beberapa hari ku dirawat di RS keadaanku membaik,dan aku berusaha mancari seseorang yang maenolongku dan aku marasa dekat dengannya.

Aku mencoba menelusuri diRS ini, ku cari di ruang ICU,dan ku temukan seseorang yang menolongku, ya aku mengenalnya dialah Raffa, aku mengenalnya dialah cinta pertamaku. Cinta yang indah yang sering disebut cinta monyet itu.

Beberapa hariku lewaati untuk menunggui Raffa,yang koma salama 18 hari, tiba-tiba Farel datang mrngagetkanku.
”hai sya, pa kabar?” ucapnya.
”Farel, kemana aja kamu ? ”
” sorry, aku g’ sempet nolongin kamu,”
”nggak papa kok,ini Raffa yang nolongin aku”.

Setelah lama aku berbincang tiba-tiba
” Sya,...”.
”Ya..., Raffa kamu dah sadar,,”
”ya...”

Senengnya Raffa sadar, sehingga aku bisa berterima kasih ma dia.

* * *
Hari-Hari ku lewati bareng Raffa makin hari keadaannya makin baik saja.dan aku makin rajin menengoknya.

Hari ini aku nemenin Raffa,jalan-jalan di sekitar RS,
”Sya... aku sayang ma kamu”celetuk Raffa.
”Ya aku juga”
” Apa kamu mau jadi pacarku..” pintanya.
”ehhmmm, ok. Tapi kamu cepet sembuh ya...” pintaku.

Malam ini aku merasa kangen banget ma Raffa,dan ku mutusin untuk nelpon dia,

” Hallo, Raffa..”
” Hai..Sya kamu kesini Ya...”
” Ya tapikan ku baru dari RS ”
” Ya....tapi aku yakin kamu pasti bakalan kangen ma aku. ”
” Tau aja... ”
” Sya, aku sayang .... banget ma kamu. ”
” Aku juga sayang ma kamu. ”
” Sya, kamu besok kesini ya, atau ke rumahku aja. Besok aku pulang kok ! ”
” Ya, tapi agak siangan. Soalnya, ku ada tugas. ”
” Ya, nggak papa, tapi kamu datang ke rumahku, yang terakhir aja ! ”
” OK deh... aku pasti datang !. Met bobok sayang... ”
Setelah tutup telphon, aku berfikir masa Raffa dah boleh bawa pulang. Apa mugkin dia dah sembuh ? mungkin aja, karena setelah ku mutusin untuk kuliah lagi, aku jadi jarang nengok Raffa.

Keesokannya aku berangkat kuliah, aku minta presentasiku dipercepat. Buat jenguk Raffa aku berusaha untuk pulang lebih awal.

Aku minta Farel nemenin aku ke rumah Raffa. Sampainya di rumah Raffa, aku kaget banget, kok banyak orang dan banyak juga karangan bunga tanda bela sungkawa.

Aku masuk untuk mastiinapa yang sebenarnya terjadi. Seketika, aku shok, aku hampir pingsan. Ternyata, Raffa meninggal. Aku tak bisa menyembunyikan kesedihanku. Aku menangis tersedu – sedu, untung Farel segera menenangkanku. Ku coba bertanya kepada ibu Raffa.
” Tante, memangnya apa yang terjadi pada Raffa ? ”
” Sebenernya, di kepala Raffa ada darah yang menggumpal, akibat benturan keras saat kecelakaan.

Aku tak menyangka Raffa pergi secepat itu. Raffalah yang telah menolongku, dia yang menyelamatkan hidupku. Walau dia tahu itu sangat berbahaya. Selamat jalan Raffaku sayang ....

* * *

Hari – hari ku lewati dengan bersedih hati. Tapi, ada Farel yang selalu menghiburku, dan itu sangat membantuku untuk melupakan Raffa.

Setelah beberapa bulan, aku mulai melupakan Raffa. Dan malam ini, Farel mengajakku untuk dinner. Akupun menyanggupunya. Karena, Farel selalu ada saat aku membutuhkannya. Dan dialah yang selalu mengertikan aku.

Aku mengenakan gaun hadiah terakhir dari Raffa. Aku terlihat anggun memakai gaun itu. Aku yakin, Raffa bahagia melihatku mengenakan gaun itu.

Farel menyiapkan makan malam yang romantis banget. Disitu dia ungkapin perasaannya. Dia bilang cinta dan sayang kepadaku. Akupun membalasnya, walau aku masih sayang pada Raffa. Tapi, aku yakin Raffa berbahagia dan tersenyum riang di sisi – Nya.

7 komentar:

  1. Cerpennya bagus, tetapi terlalu berbelit - belit dengan masa lalu.Thnx,,,,

    BalasHapus
  2. udah good,tpbahasanya krng nax d baca,spt nemenin lebih baik apabila mjd menemani.

    BalasHapus
  3. may,emangnya kasih ada roda-rodanya ya?

    BalasHapus
  4. dah baguzzz,tapi penulizannya diperhatikan lagi za...,seperti uktahku,seharusnya ultahku.

    BalasHapus
  5. Wis ceritanya So Sweet banget tapi lebih baik Si Raffa Nggak Mati dan dia cuma akting Kalau dia mati.gitu kan lebih romantiss

    BalasHapus
  6. Cerpennya udah bagus,tapi nama pengarangnya koq salah.Benerin ya!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus